Jumat, 23 November 2012

Mode Gaya Glamour Tapi Santun

Mode Gaya Glamour Tapi Santun
Mode Gaya Glamour Tapi Santun
Mode Gaya Glamour Tapi Santun

Mode Gaya Glamour Tapi Santun – Ramadan identik dengan berburu pahala. Tak terkecuali ibu-ibu sosialita yang mengadakan pengajian untuk mengisi waktu luang di bulan yang penuh rahmat.
Adalah jamaah pengajian Al-Hafiizh yang mengadakan pengajian rutin setiap Jumat pagi, termasuk di bulan Ramadan. Bertempat di House of Lussense, kami berkesempatan hadir dan berbincang dengan beberapa jamaah. Meski mengenakan jilbab, nyatanya mereka masih bisa tampil stylish dan trendi.Mode Gaya Glamour Tapi Santun Tanpa meninggalkan kesan glamour, mereka terlihat lebih santun.

Luthfiah .I.S (46 Tahun), Entrepreneur


Mode Gaya Glamour Tapi Santun
Mode Gaya Glamour Tapi Santun

Mode Gaya Glamour Tapi Santun – 8 tahun lalu, Luthfi mendirikan jamaah pengajian Al-Hafiizh beranggotakan 10–15 orang. Kegiatan rutin keagamaan ini bermula dari keinginan Luthfi untuk memanfaatkan rumah barunya yang telah lama kosong dengan hal yang bermanfaat. Kini, pengajian Al Hafiizh bahkan bisa menampung hingga 400 anggota.
“Ini baru beberapa hari sejak saya memutuskan berhijab. Tetap dengan gaya saya, mematchingkan busana dan mix and match baju-baju lama. Kalo lagi suka kasual, malah saya menggunakan boots. Sekarang ini lagi seru–serunya bereksperimen bagaimana menampilkan busana muslim yang bener–bener gaya,” ucap wanita yang mengagumi teman virtual Instagramnya, seorang sosialita muslim New York yang selalu trendy dan kini menjadi patokan stylenya. Luthfi juga tak segan memadupadankan gaya glamor berbranded versus jilbab-jilbab tanah abang.
Saat itu, Luthfi tampil cantik dengan busana kreasi desainer Mode Gaya Glamour Tapi Santun Paul Ropp asal New York dengan paduan warna marun dan ungu. Diserasikan dengan tas Hermes ungu pekat dan sepatu ungu terang. Melengkapi penampilannya yang lux, iamenggunakan jam tangan Rolex dan cicin Bvlgary, tidak lupa Blackberry Porche menemani aktifitas komunikasinya.

Evie Jovi (45 tahun), Sekretaris


Mode Gaya Glamour Tapi Santun
Mode Gaya Glamour Tapi Santun



Mode Gaya Glamour Tapi Santun – Berprofesi sebagai seorang sekretaris, Evie mencoba membagi waktu untuk bisa ikut dalam kegiatan pengajian Al Hafiizh. Sebelumnya, ia mengaku baru bergabung dengan kelompok pengajian ini.
Meski belum berjilbab, Evie berusaha untuk memulainya dengan banyak menggunakan pakaian yang lebih santun. Jika hadir dalam pengajian, ia memilih menggunakan long dress dengan jilbab simpel tanpa banyak pernik aksesoris.
“Saya suka sesuatu yang feminim elegan dengan warna pastel dan sedikit memadu motif. Nggak suka yang rame sama motif” ucap Evie.
Pada penampilannya kali ini, ia menggunakan long dress berwarna krem dengan aksen motif pada bagian lengan yang dibeli di Mekkah. Untuk jewelry, Evie mengenakan Bvlgary dan jam tangan Frank Muller. Sementara aksesoris lain, Evie memilih tas dengan aksen bulu berwarna biru pucat yang begitu menarik perhatian.
Ditanya mengenai tasnya, Evie mengaku jatuh cinta pada koleksi Furla karena detail  yang unik dan memberikan “statement” pada penampilannya yang sederhana.
Sebagai seorang sekretaris, dalam memperlancar komunikasi, Evie menggunakan Blackberry Bold, Iphone serta Samsung.

Alfi Putri Bakrie (40 tahun), Ibu Rumah Tangga

Mode Gaya Glamour Tapi Santun
Mode Gaya Glamour Tapi Santun


Mode Gaya Glamour Tapi Santun – Memiliki keinginan berjilbab sejak SMA, perempuan yang pernah mendapat gelar Putri Ayu serta Nona Jakarta tahun 1992 ini mengaku cukup terlena dengan pekerjaan yang membuatnya menunda untuk berjilbab. Akhirnya, pada tahun 2002, ia memutuskan menggunakan jilbab.
“Cobaannya luar biasa waktu awal menggunakan kerudung, dua agency iklan sekaligus menghubungi saya untuk sebuah pekerjaan,” ucap perempuan alumni Al Azhar mengenang masa itu.
Ia bersyukur gaya berpakaian yang cukup santun ini memungkinkannya menggunakan baju–baju lama. Yang ia lakukan hanya tinggal memix and match saja.
“Aku sangat simpel dalam berbusana, nggak selalu bermerk, dimix and match aja. Aku juga lagi suka baju terusan, anak juga suka karena terlihat lebih feminin, ” ucap Alfi yang mengaku tomboy pada masa remajanya.
Untuk pakaian, Alfi mengaku memilih sesuatu yang nyaman digunakan, tak perlu mahal. Sementara untuk urusan tas, wanita pecinta Louis Vuitton ini memiliki brand yang cukup beragam, mulai dari Hermes, Prada, Miu Miu hingga Bottega.
Pada penampilannya kali ini, Alfi memilih kaftan dengan hiasan Swarovsky pada bagian dada, ditemani tas LV dan sepatu Charles & Keith berwarna coklat. dan hasilnya terlihat Mode Gaya Glamour Tapi Santun.

Nila Yasman (35 Tahun), Entrepreneur

Mode Gaya Glamour Tapi Santun
Mode Gaya Glamour Tapi Santun



Mode Gaya Glamour Tapi Santun – Untuk urusan berbusana, Nila menyukai sesuatu yang simpel dan sederhana. Namun untuk menyeimbangkan kesederhanaannya, ia bermain pada warna terang, motif serta penambahan aksesoris.
Perempuan yang baru 3 bulan bergabung dengan pengajian Al-Hafiizh ini lebih menyukai penampilan jilbab dalam bentuk yang lebih sederhana.
“Seperti ini aja simpel. Nggak suka yang dililit–lilit atau bunga–bunga,” Ucap Nila yang memiliki keinginan kuat untuk berjilbab.
Untuk baju, Nila mengaku tidak terlalu mementingkan merk. Sedangkan untuk jam dan tas, ia cukup banyak memiliki barang–barang bermerk seperti Hermes dan Celine.
Dalam penampilannya kali ini ia menggunakan sepatu Tory Burch, gelang Bvlgary, lengkap dengan cincin Cartier dan kalung Channel.


Linda P. Santoso, (49), Komisaris

Mode Gaya Glamour Tapi Santun
Mode Gaya Glamour Tapi Santun


Mode Gaya Glamour Tapi Santun – Usianya mungkin tak lagi muda, namun Linda selalu tampil modis dalam setiap kesempatan, termasuk saat itu. Ia begitu stylish dengan long dress berwarna biru laut beraksen lukis. Baju yang dibeli di Mekkah tersebut memberikan kesan cerah pada penampilannya hari itu.
Linda memang belum memutuskan untuk berjilbab, namun ia menyukai jilbab yang sederhana dalam tampilan. Seperti saat ini, ia hanya menyampirkan pashmina kuning menjadi jilbab yang disampirkan di pundak.
“Style fashion saya cukup simpel. Tetapi saya suka bermain di warna–warna bright,” tutur Linda yang mengaku sangat hobby shopping, bahkan saat menunaikan ibadah haji dulu, aktivitas berbelanja ia lakukan.

Nina Aliaswat Saleh, (49 tahun), Pegawai Swasta

Mode Gaya Glamour Tapi Santun
Mode Gaya Glamour Tapi Santun

Mode Gaya Glamour Tapi Santun – Berkeinginan memakai jilbab sepulang dari haji, tahun 2005, Nina adalah salah satu anggota pertama pengajian Al Hafiizh. Meski belum berjilbab sepenuhnya, ia berdoa agar istiqomah untuk mewujudkannya.
Untuk urusan penampilan, Nina menyukai sesuatu yang sifatnya mudah untuk membuatnya bergerak, seperti gaya sporty dengan celana dan kemeja. Sementara penampilannya kali itu, ia tampil dengan long dress putih. Dilengkapi dengan wrap shoes biru dongker yang catchy dengan aksen pita di bagian dada, sangat pas dipadupadankan dengan Tas Zara berwarna biru terang.

Wulur Wikanti  S.Z (48 tahun), Ibu rumah Tangga

Mode Gaya Glamour Tapi Santun
Mode Gaya Glamour Tapi Santun


Mode Gaya Glamour Tapi Santun – Wanita ini telah menggunakan jilbab sejak tahun 2001. Keputusannya untuk berjilbab memang melalui beberapa keraguan. Awalnya, ia menggunakan jilbab hanya karena ia baru saja menunaikan ibadah haji.
“Awal niatnya sih cuma 40 hari setelah naik haji. Tetapi begitu mau lepas kok ya malah merasa ada yang hilang kalo tidak pake kerudung. Hingga akhirnya dengan dukungan keluarga saya memantapkan berhijab,” ucap Wulur yang telah mengikuti pengajian Al Hafiizh sejak pengajian ini pertama kali didirikan.
Wanita pecinta warna pastel ini, mengaku memilih style kaftan untuk baju–baju muslimnya. Saat itu, ia tampil pertama kalinya dengan style two-pieces. Mengenakan blus bermotif bunga yang colorful namun tetap soft, dipadukan dengan rok panjang Zara berwarna pink pastel. Untuk aksesoris, Wulur mengaku tidak terlalu menyukai penggunaan aksesoris yang berlebihan. Namun lebih fokus pada fungsi. Hari itu ia menggunakan jam Rolex mungilnya, tas Ferragamo berwarna oranye dan sepatu Schutz berwarna hampir senada dengan rok yang dikenakannya.
CARA BERJILBAB YANG BENAR

Allah Jalla wa ’Ala berfirman yang artinya:
"Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri istrimu, anak anak perempuanmu dan istri istri orang mukmin, "Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. Al Ahzaab: 59).

Ayat di atas memerintahkan kepada para muslimah untuk menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Namun dalam prakteknya banyak para muslimah yang tidak memahami bagaimana memakai jilbab yang benar sesuai aturan Islam. Berangkat dari ketidaktahuan ini, kita saksikan banyak model jilbab dengan beragam gaya cara pakainya.

Buku ini memuat koreksi jilbab yang ada di Indonesia. Ditulis dengan gaya penulisan yang mudah untuk dipahami. Yang dibahas dalam buku ini adalah:
- Sempurnakan hijab
- Kewajiban berhijab
- Bagaimana menutup aurat sesuai syari’at Islam?
- Alasan muslimah memakai jilbab
- Syubhat sekitar hijab
- Jilbab kok gitu?!

Bisa jadi salah satu dari kita ada yang terkena koreksi, anggap saja sebagai nasehat dan jangan terburu gerah. Bersyukurlah karena masih ada yang menasehati. Kemudian niatkan hati setahap demi setahap melakukan perubahan ke arah syari’at Islam.

Dalam ringkasan ini saya kutipkan sebagian isi dari buku ini dengan meringkasnya. Kekeliruan dalam berjilbab saya kutipkan sebagiannya saja demikian pula penjelasan penjelasan lainnya. Footnote tidak saya sertakan. Semata mata untuk ringkasnya tulisan ini.


[BAGAIMANA MENUTUP AURAT SESUAI SYARI’AT ISLAM?]
-------------------------------------------------
Banyak muslimah yang belum memahami benar bagaimana menutup aurat yang syar’i. Berikut ini akan dijelaskan cara menutup aurat yang syar’i.

1. Menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
2.
Tidak tabarruj

Yaitu berhias dan berdandan serta bertingkah laku sebagaimana kaum jahiliyah dan kafir. Diantaranya dengan menampakkan bagian bagian tubuh yang seharusnya ditutup dan hanya diperlihatkan kepada suaminya saja.

3. Tebal (tidak tipis atau transparan) sehingga tidak menampakkan pakaian dalam atau bentuk  tubuh
4. Lebar dan longgar tidak menyerupai lekuk tubuh
5. Tidak menyerupai pakaian laki laki
6. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir
7.
Bukan pakaian yang menyolok mata

Pakaian yang menyolok mata dan aneh akan menjadi pusat perhatian laki laki dan timbulnya fitnah. Masuk di dalamnya pakaian syuhroh (pakaian yang sedang nge-trend dan digandrungi). Semua wanita berlomba lomba memakainya dan ingin diperhatikan oleh orang disekitarnya. Pakaian ini menimbulkan decak kagum, pujian dan menjadikan orang lain iri untuk memakainya.

8. Tidak memakai wewangian diluar rumah sehingga baunya bisa dicium oleh lelaki non muhrim



[JILBAB KOK GITU?!]
-------------------
Sebagian kesalahan muslimah di bawah ini ada yang tidak terlalu fatal namum banyak pula yang sangat fatal. Semakin dekat dengan tuntunan syari’at dalam berbusana maka semakin baik. Semakin jauh dari syari’at maka semakin membutuhkan petunjuk, koreksi dan bimbingan ke arah yang lebih baik.

Memang kemampuan, keadaan, ilmu, niat, materi, lingkungan pada masing masing muslimah berbeda sehingga pengalaman pun berbeda. Kelebihan dan kekurangan dari faktor di atas selalu ada. yang memakai kerudung mini tentunya lebih baik dari yang belum memakai. Yang berjilbab lebar lebih baik dari yang berjilbab mini. Yang memakai gamis lebih baik dari yang masih memakai baju dan celana panjang. Semua mempunyai tingkatan dan derajat.

Berikut beberapa kekeliruan dan kesalahan yang perlu diluruskan karena banyak sebagian kaum muslimah belum mengetahui atau menyadarinya.

1. Menyamakan kerudung dengan jilbab

2. Berjilbab tapi aqidahnya rusak = jilbab hanya menutupi badan tidak menghalangi dari maksiat.
Banyak yang menggunakan busana muslimah yang syar’i, tapi masih meyakini dan melakukan perbuatan syirik. Meminta berkah kepada selain Allah seperti kuburan. Bertawassul dengan selain Allah. Meyakini tukang ramal, primbon, feng-shui, dan orang orang yang mengaku mengetahui kejadian yang akan datang seperti jodoh, rezeki, nasib dan sebagainya. Hal ini akan menghancurkan seluruh amal baiknya termasuk pahala berjilbab. Juga masih suka berkalwat dengan yang bukan muhrimya / dengan pacar / tunangan atau pun yang lainya.

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Israa’ : 32)

"Jika kamu berbuat syirik maka akan hancur amalanmu dan kamu termasuk orang orang yang merugi." (QS. Az Zumar: 65).

3. Kerudung yang sangat ketat = kekecilan

4.
Memakai baju dan celana ketat

Para muslimah hanya beranggapan bahwa menutup aurat adalah menutupi tubuh dengan kain agar tidak terlihat secara langsung. Sehingga apa yang dipakainya masih membentuk tubuhnya yang mengundang syahwat kaum lelaki. Hal ini sama dengan wanita yang memakai baju selam. Apakah pakaian selam pantas dikatakan berhijab? Semua tubuhnya tertutup ketat kecuali wajah dan telapak tangan. Dada dan lekuk tubuh lainnya terbentuk dengan jelas. Berpakaian dan telanjang sama saja.

9.
Si anak berjilbab sang ibu menor

Ibu muslimah yang berdandan menor mengantar anak sekolah di TK atau SD Islam dengan seragam muslimah yang diwajibkan sekolah. Seharusnya sang ibulah yang wajib berjilbab. Karena kewajiban itu dibebankan kepada wanita baligh.

10. Busana muslimah yang mencolok

11.
Memakai celana panjang

Maksudnya adalah benar benar memakai celana panjang sebagai pakaian bawahnya. Sehingga belahan kakinya terbentuk. Namun jika memakai celana panjang kemudian dirangkap dengan gamisnya maka hal itu boleh dan lebih baik.

26. Kain gamis di atas mata kaki tapi tidak berkaos kaki

Kaki bagian bawah termasuk aurat wanita yang wajib ditutup. Namun masih banyak wanita muslimah yang belum mengetahuinya walau sudah berjilbab lebar. Maka hendaknya bagian bawah gamis lebih panjang dan menutup kaki sepenuhnya atau dengan memakai kaos kaki.

29. Cara membawa tas yang keliru

Muslimah yang sudah memakai jilbab dengan rapi kadang kurang memperhatikan cara membawa tas. Baik tas slempang (dibawa pakai bahu sebelah) atau tas jenis ransel (dibawa di punggung dengan dua slempang di dada). Selempang akan menekan bagian dada karena menahan beban tas sehingga dada akan terbentuk dan menonjol. Hal ini tidaklah patut bagi muslimah. Sebagai solusi, beralihlah dengan menggunakan tas jinjing. Repot sedikit tapi
selamat dari fitnah juga dari mata para saytan.

33. Berkerudung mini, berbaju lengan pendek dengan manset panjang

34.
Mematuhi orang tua atau suami walau busananya semakin jauh dari yang disyari’atkan

Banyak muslimah atau para istri yang sudah mantap berhijab, namun ditentang oleh orang tua dan suami mereka. "Jilbab tidak usah lebar lebar, tidak rapi, ribet, kampungan, ketinggalan zaman" dan sebagainya. Bahkan ada yang menyuruh melepaskan jilbabnya. Bertaubatlah wahai para orang tua dan suami, karena Anda akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sedangkan taat kepada makhluk dalam menentang Allah Subhanahu wa
Ta’ala hukumnya haram.

"Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah." (HSR. Ahmad).

36. Tidak memakai manset

Manset yang terbuat dari kain kaos dan dikenakan di lengan tangan sangat bermanfaat. Ketika berada di busway atau bus kota dan tangan berada di besi tempat berpegangan, maka tanpa disadari lengan baju akan melorot dan lengan tangan akan terlihat. Sedangkan lengan tangan adalah aurat yang wajib ditutup.
Manset berguna menahan turunnya lengan baju karena bersifat kesat. Kalau pun lengan baju melorot ke bawah, maka lengan masih tertutup manset.

38. Berhijab tapi kemproh = kotor / jorok

Sebagai muslimah yang cinta kebersihan, kerapian dan keindahan sudah selayaknya perhatian dalam hal ini dan jangan meremehkan. Citra muslimah juga dilihat dari kondisi busananya.

39. Berwudhu di tempat umum (terbuka) dan membuka jilbabnya

Dengan alasan cuma sebentar dan mendesak, maka aurat pun terbuka ketika berwudhu. Seharusnya mencari tempat wudhu khusus wanita yang tertutup atau berwudhu di dalam kamar mandi.


cat:
Banyak hal yang perlu dan harus dipelajari oleh kaum muslimin. Tidak boleh berdiam diri dalam ketidaktahuan. Termasuk juga dalam hal berhijab bagi para muslimah. Harus dipelajari bagaimana cara berpakaian yang sesuai syari’at Islam. Kemudian menerapkannya pada diri sendiri.

Memang disadari perubahan ke arah aturan Islam perlu proses dan tahapan. Yang berjilbab mini tentunya lebih baik daripada yang tidak berjilbab. Yang berjilbab lebar tentunya lebih baik daripada yang berjilbab mini. Namun harus terus diupayakan perubahan ke arah yang lebih baik sehingga sesuai dengan aturan Islam.

Maka selamat datang para muslimah kepada jilbab yang sesuai syari’at Islam. Kami yakin Allah mencintai kalian dengan upayamu ke arah syari’at Islam.

Tata Cara/Etika Dalam Memakai Pakaian (Berpakaian) Yang Baik dan Sopan

on Fri, 11/06/2010 - 01:32
Manusia membutuhkan pakaian (sandang) untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dasar sehari-hari di samping kebutuhan akan tempat tinggal (papan) dan makanan (pangan). Pakaian dapat memberikan keindahan, proteksi dari penyakit, kenyamanan, dan lain sebagainya. Tanpa baju/pakaian dapat mengakibatkan seseorang dikatakan gila.
Etiket Dalam Berpakaian
1. Menutup Aurat Bagian Tubuh
Saat ini banyak kita jumpai gadis dan wanita yang tidak menutup aurat dengan bajunya, sehingga dapat memunculkan rangsangan kepada kaum laki-laki yang melihatnya. Ada banyak pilihan pakaian yang tertutup dan sopan yang bisa digunakan tanpa mengurangi kecantikan perempuan. Seharusnya pemerintah memberikan teguran dan hukuman bagi orang-orang yang mengumbar tubuhnya.
2. Sesuai Dengan Tujuan, Situasi dan Kondisi Lingkungan
Jika ingin sekolah gunakanlah pakaian seragam sekolah, bukan pakaian untuk tidur (piyama), renang, kerja, dan lain-lain. Apabila suhu di luar rumah sangat dingin, gunakanlah jaket yang tebal, bukan memakai pakaian tipis.
3. Tampak Rapi, Bersih, Sehat, dan Ukurannya Pas
Pakaian yang dipakai sebaiknya pakaian yang telah dicuci bersih, disetrika rapi dan jika dipakai tidak kebesaran maupun kekecilan. Pakaian yang kotor merupakan sarang penyakit bagi kita diri sendiri maupun kepada oang lain yang ada di sekitarnya.
4. Tidak Mengganggu Orang Lain
Pakailah baju-baju yang biasa-biasa saja tidak mengganggu akivitas maupun kenyamanan orang lain. Misalnya menggunakan gaun wanita dengan ekor puluhan meter sangat tidak pantas jika kita gunakan di tempat seperti di bus umum.
5. Tidak Melanggar Hukum Negara dan Hukum Agama
Sebelum memakai pakaian ada baiknya diingat-ingat dulu hukum di dalam maupun di luar negeri. Hindari memakai pakaian yang bertentangan dengan adat istiadat, hukum budaya yang berlaku di tempat tersebut. Di mana bumi di pajak, di situ langit di junjung.

Jumat, 09 November 2012

Cara Berpakaian (Wanita Muslimah) Yang Baik Menurut Islam


1. Pakaian itu harus menutup semua aurat wanita yaitu seluruh tubuh kecuali muka dan tapak tangan. Batasan aurat wanita ini mengacu kepada pendapat jumhur ulama yang menetapkan bahwa muka dan tapak tangan bukan termasuk aurat bagi wanita.

Adapun apakah harus berbentuk baju terusan atau terpisah antara atasan, bawahan dan kerudung, diserahkan kepada mode dan corak budaya masing-masing peradaban. Yang jelas intinya adalah menutup aurat. Allah SWT berfirman:

"Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang-oarang beriman, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka" (QS Al Ahzaab 27).

2. Pakaian itu harus lebar agar tidak mencetak bentuk tubuh wanita. Karena meski menutup seluruh tubuh, tapi kalau mencetak bentuk tubuh, sama saja dengan telanjang. Rasulullah SAW telah melaknat wanita yang memakai pakaian dengan mode seperti ini. Dimana dia berpakaian tapi tidak ada bedanya dengan telanjang.

Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,Diantara yang termasuk ahli neraka adalah wanita yang berpakaian tetapi telanjang (karena tembus pandang atau ketat mencetak tubuh), yang berjalan berlenggak-lenggok (goyang, tari dan lainnya) sehingga menarik (syahwat). Mereka ini tidak akan masuk surga dan juga tidak akan mencium baunya. (HR. Muslim)

3. Pakaian itu tidak tipis tembus pandang sehingga sama saja dengan tidak berpakaian.

4. Pakaian itu tidak boleh menyerupai mode pakaian laki-laki, karena Rasulullah SAW telah melarang tasyabbuh (penyerupaaan) dari wanita kepada laki-laki dan begitu pula sebaliknya.

5. Pakaian itu digambari dengan gambar-gambar yang dilarang Allah, seperti manusia atau makhluq hidup lainnya.




“Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah
mereka menahan pandangannya, memelihara kemaluannya,
dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali
yang (biasa) tampak darinya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kerudung ke dadanya, …”
(Q.s. An-Nuur: 31).
Ibnu Mas’ud berkata, “Perhiasan yang lahir (biasa tampak)
ialah pakaian.” Ditambahkan oleh Ibnu Jubair, “Wajah”
Ditambah pula oleh Sa’id Ibnu Jubair dan Al-Auzai, “Wajah,
kedua tangan dan pakaian.”
 


HADIST TENTANG MEMAKAI PAKAIAN DAN JILBAB BAGI WANITA,,
“Wahai Asma’! Sesungguhnya, jika seorang wanita
sudah sampai masa haid, maka tidak layak lagi bagi
dirinya menampakkannya, kecuali ini …” (beliau mengisyaratkan pada muka dan tangannya)

Allah swt. telah memerintahkan bagi kaum wanita Mukmin,
dalam ayat di atas, untuk menutup tempat-tempat yang
biasanya terbuka di bagian dada. Arti Al-Khimar itu ialah
“kain untuk menutup kepala,” sebagaimana surban bagi
laki-laki, sebagaimana keterangan para ulama dan ahli
tafsir. Hal ini (hadis yang menganjurkan menutup kepala)
tidak terdapat pada hadis manapun.
Al-Qurthubi berkata, “Sebab turunnya ayat tersebut ialah
bahwa pada masa itu kaum wanita jika menutup kepala dengan
akhmirah (kerudung), maka kerudung itu ditarik ke belakang,
sehingga dada, leher dan telinganya tidak tertutup. Maka,
Allah swt. memerintahkan untuk menutup bagian mukanya, yaitu
dada dan lainnya.”
Dalam riwayat Al-Bukhari, bahwa Aisyah r.a. telah berkata,
Mudah-mudahan wanita yang berhijrah itu dirahmati Allah. ”Ketika turun ayat tersebut, mereka segera merobek pakaiannya
untuk menutupi apa yang terbuka. Ketika Aisyah r.a. didatangi oleh Hafsah, kemenakannya, anak
dari saudaranya yang bernama Abdurrahman r.a. dengan memakai
kerudung (khamirah) yang tipis di bagian lehernya, Aisyah
r.a. lalu berkata, “Ini amat tipis, tidak dapat
menutupinya.”